YAYASAN PEDULI PENDIDIKAN ANAK INDONESIA

Jumat, 17 Februari 2012

Guru hanya Pengabdian, Dapat Tunjangan dari Perusahaan Malaysia

 Sumber: Koran Kaltim
Potret Lembaga Pendidikan Anak-Anak TKI di Sabah-Malaysia (3)
TIDAK seperti beberapa pemberitaan media massa tentang pendidikan anak-anak Tenaga Kerja Indonesia (TKI) terlantar di perkebunan kelapa sawit perusahaan Malaysia, ternyata ribuan anak-anak TKI di perkebunan sawit perusahaan Federal Land Development Authority (Felda), Lahad Datu, Sabah Malaysiadapat mengenyam pendidikan yang layak.
Melalui lembaga pendidikan non formal Pusat Kegiatan Belajar Mengajar (PKBM) Al Firdaus dari Yayasan Peduli Pendidikan Anak Indonesia (YPPAI), telah dibentuk 14 kelompok belajar terdiri dari 12 tingkat Sekolah Dasar (SD) paket A dan 2 tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP)paket B. Saat ini tercatat 1.133 siswa tingkat SD, 70-an tingkat SMP dan 500-an siswa PAUD, meskipun masih banyak anak TKI usia sekolah di areal perkebunan tersebut yang belum bergabung.
Dengan jumlah hampir dua ribu siswa itu, tentu segala operasional kegiatan proses belajar mengajar membutuhkan biayabesar. Pihak PKBM mengenakan iuran siswa sebesar 15 Ringgit Malaysia atau setara Rp45 ribu (kurs Rp3.000 per RM) setiap bulannya untuk membiayai operasional sekolah meskipun tidak juga mencukupi karena banyak siswa yang tidak dapat membayar.
“Kalau semua  bayar bisa terkaver, tapi kan tidak semua, karena kalau rata-rata satu keluarga ada empat anak, sudah berapa?, jadi banyak kebijakan, paling satu dua yang lain tidak bayar,” kata Ketua YPPAI Firdaus Gigo Atuwuwur. Saat ini puluhan ribu RM iuran siswa yang tidak terbayar.
Dalam merekrut tenaga pengajar atau guru,iamenekankan bahwa menjadi pengajar di Al Firdaus bukan mencari penghasilan, melainkan diharapkan sebuah pengabdian terhadap anak-anakpahlawan devisa tersebut. Namundukungan besar Felda, diberikan fasilitas perumahan guru termasuk listrik dan air serta biaya makan dari pihak YPPAI.Saat ini tercatat 35 guru termasuk staf kantor.“Salah satu pernyataan disini adalah mengabdi bukan cari gaji, tapi kita tahu orang kerja pasti butuh makan, itu wajar,” ujarnya.
Yang menjadi ironis, saat Pemerintah Indonesia tidak membantu dana untuk kegiatan belajar mengajar di PKBM Al Firdaus yang menaungi ribuan anak-anak TKI, justru pihak Pemerintah Malaysia memberidukungan penuh melalui Felda sebagai perusahaan negara Malaysia (BUMN) dengan menyediakan segala fasilitas mulai gedung sekolah, perumahan guru, bus anak sekolah.Bahkan Felda memberi tunjangan tambahan penghasilan kepada para guru pengajar sebesar 500 Ringgit Malaysia atau sekitar Rp1,5 juta (kurs Rp.3.000) per bulannya.
“Kesulitan kita adalah guru, karena merekrut guru untuk datang kesini membutuhkan biaya, sementara kita masih berjalan berdasarkan operasional yang ada 15 ringgit dengan bantuan perusahaan,” jelasnya.“Haram bagi Firdaus, kalau mengambil 15 ringgit itu untuk keperluan pribadi memperkaya diri, umur tidak panjang,” tambahnya.
Selain itu, PKBM Al Firdaus baru-baru ini mendapat bantuan 10 unit komputer dari Felda Pro Data.Rencananya, komputer itu akan dipergunakan untuk untuk membuka fasilitas laboratorium PKBM. "Jadi anak-anak kita nanti sudah tahu komputer, tahu internet, bisa belajar banyak hal melalui internet," ujarnya.
Salah satu Pejabat Pengurus Besar Wilayah Felda Sahabat, Sabah, Tuan Juany bin H Salleh mengatakan pihaknya memberi perhatian besar terhadap pendidikan, tidak terkecuali untuk anak-anak TKI.Pendidikan menurutnya, merupakan hal penting untuk masa depannegara.
"Kita sama-samalah antara Indonesia dan Malaysia, kita serumpun. Mereka tenaga kerja pun datang kesini menyumbang tenaga dan kita tidak melupakan merekalah, jadi anak mereka kita ikut-ikutkan ke program yang baiklah," ujarnya.
Keberadaan TKI di perusahaannya disambut baik dan dinilai sangat mendukung perusahaan."Kehadiran mereka umpama patner bagi kita disini, mereka juga menyumbang tenaga disini, kalau tidak ada tenaga kerja susah kita berusaha ketika diladang, mereka juga manusia biasa jadi kita mengambil kira lah," tambahnya.(kh)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar